Film Anna : Cerita Agen Rusia yang Cantik Namun Mematikan – Dibuka dengan adegan genting, adalah penangkapan sejumlah agen CIA ketika bertugas di Rusia, Anna sukses menjadi film yang menstimulasi penonton untuk terus bertanya-tanya. Alur Anna berprofesi dengan melahirkan pertanyaan baru sesudah sebuah jawaban didapatkan penonton. Dia memaparkan dampak, lalu mencari tahu penyebabnya via kilas balik yang acapkali membikin kita tidak habis pikir. Anna terang lebih bagus ketimbang Lucy (2014) yang menempatkan Scarlett Johansson sebagai tokoh utama.
Film Anna
Anna mengisahkan perempuan Rusia bernama Anna Poliatova (Sasha), putri petinggi angkatan laut yang sekarang hidup sebatang kara. Dia hidup di sebuah apartemen kumuh bersama pacarnya, Piotr (Sasha Petrov), pemuda labil yang tengah merencanakan perampokan di mesin ATM. Agenda perampokan gagal. Anna yang pulang ke apartemen kedatangan tetamu tidak diundang, Alex (Luke). Alex bermaksud merekrut Anna sebagai agen KGB dengan misi khusus.
Agenda Alex semula dibantah atasannya, Olga (Helen). Pikiran Olga berubah sesudah Anna sukses depo 25 bonus 25 To 5x menuntaskan misi dalam waktu kurang dari sejam berbekal pistol tanpa peluru. Kecakapan Anna dilirik ketua KGB, Vassiliev (Eric). Yang diharapkan Anna dari KGB hanyalah kebebasan sesudah mengabdi selama 5 tahun. Kebebasan itulah yang ditawarkan agen CIA, Lenny Miller (Cillian). Anna malah berada di persimpangan jalan, memilih keloyalan atau kebebasan.
Cerita Agen Rusia yang Cantik Namun Mematikan
Tenaga tarik Anna berlokasi pada adegan pembuka yang heboh dan ditunjukkan betul-betul genting. Luc kemudian melanjutkan kegentingan dengan bermacam-macam konfirmasi perihal kenapa ini dapat terjadi dan apa sangkut pautnya dengan Anna sebagai poros cerita. Di sisi lain, Sasha Luss sanggup menjawab kepercayaan yang diberi Luc. Sebagai karakter utama, Sasha mendefinisikan frasa indah tetapi mematikan. Penokohan Anna dibangun via transformasi yang lumayan rinci.
Air muka Sasha di fase permulaan mempresentasikan kerapuhan, suram, dan tanpa keinginan. Dia kemudian berkembang dengan meresap kesanggupan sebagian karakter pensupport terutama, Alex, Lenny, dan Olga. Transformasi ini juga disokong oleh pekerjaan tokoh utama sebagai figur. Rambut palsu, teknik riasan, dan pergantian pakaian yang dikenakan membikin Sasha bagaikan bunglon. Wajar apabila sebagian tokoh pendamping slot gacor gampang menang sering kali lengah dan tidak berdaya. Ini membikin Anna sebagai film terlihat betul-betul menarik.
Sepintas, Anna mengingatkan kita pada Red Sparrow (2018) yang dibintangi Jennifer Lawrence. Bedanya, Anna tak lebih kompleks sedangkan perselisihannya berlapis dan dituturkan melalui alur maju mundur. Rahasianya berlokasi pada pembenahan perselisihan yang dihasilkan menanjak, diselingi selera humor tanpa merusak alur utama. Peristiwa Anna dipinta konsisten berpose sementara fotografer sibuk berdiskusi melalui smartphone salah satu unggulan kami. Anna yang sirna kesabaran segera melaksanakan hal tidak terduga.
Menarik memperhatikan Luc mengemas Anna sebagai drama aksi yang tidak gampang diterka. Malah, menjelang menit akhir, Luc masih memberi kejutan yang mengambarkan bahwa sang tokoh utama tidak cuma jago memperlakukan cowok namun juga lihai ketika berhadapan dengan sesama perempuan. Peristiwa ini menggarisbawahi apa yang diberi tahu Alex pada Anna kali pertama mereka bersua, “Jangan percaya pada laki-laki, percayalah pada dirimu sendiri.” Dan apabila Anda acap kali menonton film agen mata-mata, tentu ketahui asas: trust no body.